Jakarta, INDIKASI News — Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui jumlah penduduk miskin di Ibu Kota meningkat dari 371.700 ribu (3,72 persen) pada tahun 2013 menjadi 412,79 ribu orang (4,09 persen) pada September tahun 2014.
“Kami mengalami inflasi 8,95 persen,” kata Ahok, saat penyampaian Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Tahun Anggaran 2014, di Gedung DPRD DKI, Senin (6/4/15).
Ahok menuding kebijakan Presiden Joko Widodo yang menaikkan harga BBM pada bulan November 2014 menjadi penyebab kenaikan harga barang dan jasa secara total.
Di samping itu, pada 2014 pemerintah pusat juga menaikkan tarif dasar listrik (TDL). “Nah, kedua kebijakan itu mendorong terjadinya kenaikan harga pada seluruh sektor ekonomi,” ujarnya.
Sosiolog Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Musni Umar mengatakan, kesejahteraan masyarakat harus diutamakan. Banyaknya jumlah lulusan sekolah tidak dibarengi dengan lapangan pekerjaan membuat angka pengangguran semakin tinggi.
Selain itu, warga yang datang dari daerah membuat angka kemiskinan di Ibu Kota sulit ditangulangi.
“Kemiskinan di Jakarta tidak akan habis jika pemerintah tidak membangun lapangan pekerjaan,” katanya.
Kemiskinan tidak dapat dianggap enteng, karena korelasinya pada tingkat kejahatan.
Semakin banyak warga miskin, semakin rentan terjadi kejahatan. “Bagaimanapun mereka perlu makan untuk hidup,” ujarnya. (shater)
Loading...